Batu Bacan yang secara gemologi (ilmu yang mempelajari batu mulia) merupakan batu mulia krisokola kuarsa atau quartz chrysocolla ditemukan di bagian barat Pulau Kasiruta, Kepulauan Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Karena kecantikan tampilannya, Batu Bacan banyak dicari orang. Selain di Pulau Kasiruta batu bacan juga ditemukan di Palamea dan Tanjung Gulao.
Peta Kepulauan Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara
Secara genesa, pembentukan krisokola kuarsa berkaitan erat dengan proses mineralisasi. Mineral krisokola itu sendiri merupakan produk alterasi dari mineralisasi tembaga porfiri epigenetik yang terjadi di zona oksidasi, dengan kalsedon kuarsa sebagai endapan penyerta. Ciri di lapangan berupa urat-urat atau veins yang memotong batuan formasi gunung api berumur Oligosen yang didominasi oleh lava bantal basaltic (vein type chrysocolla). Jenis lainnya berhubungan dengan mineralisasi tembaga singenetis dalam lava bantal basaltis yang menghasilkan krisokola jenis kerak (crust type chrysocolla).
Krisokola kuarsa berbagai warna dari Bacan & Kawasan eksplorasi di Palamea &Tanjung Gulao
Secara gemologi, krisokola kuarsa terdiri atas dua kelompok besar, yaitu kelompok batu hijau kebiruan atau biru kehijauan, dan kelompok batu kembang atau pancawarna. Berat jenisnya 2,34 sampai 2,50 gram/cm3, kekerasannya lebih dari 6 skala Mohs, dan berwarna putih kebiruan di bawah sinar lampu fluoresen. Indek refraksinya lebih kurang sama dengan kuarsa pada umumnya, yaitu sekitar 1,54.
Sejenis batu Bacan, berwarna gelap, diyakini dapat berubah warna menjadi hijau jernih kebiruan kalau permukaannya sering digosok dalam jangka waktu tertentu. Berkat keyakinan proses perubahan warna yang di perdagangan dikenal sebagai proses metamorphose itu, batu Bacan dihargai sangat tinggi di pasaran batu mulia.
0 komentar:
Post a Comment