Eksplorasi Aspal Alam

Indonesia memiliki aspal alam yaitu di Pulau Buton, yang terkenal dengan nama Asbuton (aspal batu buton). Potensi asbuton yang diperkirakan memiliki cadangan yang cukup besar membuat para produsen untuk kembali menggalakkan kegiatan eksplorasi. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal diperlukan metode eksplorasi yang tepat. Berikut beberapa langkah eksplorasi pada endapan aspal alam.

1. Penyelidikan umum

Dimulai dengan studi kepustakaan meliputi hal-hal yang menyangkut keadaan geologi secara regional dan keadaan tektoniknya. Kemudian disusul dengan pemeriksaan lapangan guna diusahakan menemukan adanya singkapan (out crop) atau rembesan aspal serta mengambil beberapa sampel.

Gambar 1. Rembesan aspal di salah satu anak sungai di buton utara (www.pusjatan.pu.go.id)

2. Pemetaaan Geologi

Setelah proses penyelidikan umum telah diuraikan untuk penyelidikan yang lebih rinci, langkah berikutnya dalam proses pengumpulan data eksplorasi biasanya berupa peta geologi yang sesuai. Hal ini didapatkan dari kegiatan pemetaan geologi oleh ahli geologi (geologist). Sampel yang berukuran kecil dapat dikumpulkan untuk studi mineralogi atau tekstur lebih lanjut dengan teknik mikroskop dilaboratorium. Analisis kimia juga menghasilkan informasi penting untuk mineral explorer.

Data yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu antara lain: 
  • Peta akurat yang mendokumentasikan jenis batuan, perubahan mineralogi, dan data struktural seperti sesar, lipatan, pola tegasan dan dip dari lapisan batuan serta sebaran potensi aspal,
  • Perkiraan tentang kualitas,
  • Interpretasi tentang geometri dan struktur endapannya.

3. Eksplorasi Geofisika

Kegiatan eksplorasi geofisika yang digunakan untuk survey perkiraan daerah yang berpotensi aspal dilakukan dengan dua cara, yaitu eksplorasi seismik dan geoelektrisitas, yang selanjutnya akan disebut dengan resistivitas. 

Keunggulan metode resistivitas adalah mempunyai kemampuan menampilkan variasi dari aspal alam secara vertikal maupun horizontal dengan cukup baik di bawah permukaan bumi dan kemudahan dalam hal akomodasi dan biaya survey. Metode resistivitas dilakukan untuk menganalisis variasi dari nilai resistivitas batuan aspal dengan batuan di sekitarnya. Resistivitas yang tercatat menunjukkan adanya kandungan bitumen pada batuan. Asbuton yang berbitumen tinggi akan menunjukkan nilai resistivitas yang relatif lebih tinggi dari batuan sekitarnya.

Gambar 2. Penampang resistivitas yang memperlihatkan potensi asbuton yang besar.

Pemodelan secara 2-D maupun 3-D berdasarkan nilai resistivitas akan memperlihatkan persebaran asbuton pada daerah penelitian. Pemodelan tersebut akan mampu memperhitungkan besar sumberdaya dari asbuton.


4. Pengeboran

Salah satu keputusan penting di dalam kegiatan eksplorasi adalah menentukan kapan kegiatan pemboran dimulai dan diakhiri. Pelaksanaan pemboran sangat penting jika kegiatan yang dilakukan adalah menentukan zona endapan dari permukaan. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran geometri endapan dari permukaan sebaik mungkin, namun demikian kegiatan pemboran dapat dihentikan jika telah dapat mengetahui gambaran geologi permukaan dan geomtetri endapan bawah permukaan secara menyeluruh.

Hasil yang diharapkan dari pemboran eksplorasi, antara lain :
  • Identifikasi struktur geologi,
  • Sifat fisik dan mineralogi batuan samping dan endapan,
  • Geometri endapan,
  • Sampling, 
  • Kualitas endapan, dll

Baca Juga:

Jenis-jenis Aspal

Secara umum, jenis aspal dapat diklasifikasikan berdasarkan asal dan proses pembentukannya adalah sebagai berikut:

a. Aspal Alam

Aspal alam ada yang diperoleh di gunung-gunung seperti aspal di pulau buton, dan ada pula yang diperoleh di Kepulauan Trinidad, Albania dan Irak. Aspal alam terbesar di dunia terdapat di Trinidad, berupa aspal danau.

Indonesia memiliki aspal alam yaitu di Pulau Buton, yang terkenal dengan nama Asbuton (aspal batu buton). Aspal batu buton adalah jenis rock asphalt, yaitu batuan yang terimpregnasi oleh aspal. Batuan induknya adalah batugamping dan napal. Partikel asbuton terdiri dari mineral, bitumen dan air, berwarna hitam kecoklat-coklatan, porous dan relatif ringan. Contoh penambangan aspal alam di Pulau Buton diperlihatkan pada gambar 1. Asbuton yang diekstraksi dapat dipisahkan antara mineral dengan bitumennya. Kadar aspal (bitumen) dari asbuton bervariasi dari 10 sampai 40%..

Gambar 1. Penambangan aspal alam di Pulau Buton (www.pusjatan.pu.go.id)

Penggunaan asbuton sebagai salah satu material perkerasan jalan telah dimulai sejak tahun 1920, walaupun masih bersifat konvensional. Asbuton merupakan batu yang mengandung aspal. Asbuton merupakan material yang ditemukan begitu saja di alam, maka kadar bitumen yang dikandungnya sangat bervariasi dari rendah sampai tinggi.


b. Aspal Minyak

Aspal minyak bumi adalah aspal yang merupakan residu destilasi minyak bumi. Setiap minyak bumi dapat menghasilkan residu jenis asphaltic base crude oil yang mengandung banyak aspal, parafin base crude oil yang mengandung banyak parafin, atau mixed base crude oil yang mengandung campuran aspal dengan parafin. Untuk perkerasan jalan umumnya digunakan asphaltic base crude oil.

Hasil destilasi minyak bumi menghasilkan bensin, minyak tanah, dan solar yang diperoleh pada temperatur berbeda-beda, sedangkan aspal merupakan residunya [Baca Juga: Bahan Galian Aspal]. Residu aspal berbentuk padat, tetapi dapat pula berbentuk cair atau emulsi pada temperatur ruang. 

Jadi, jika dilihat bentuknya pada temperatur ruang, maka aspal dibedakan atas beberapa bagian, yaitu:
  1. Aspal padat adalah aspal yang berbentuk padat atau semi padat pada suhu ruang dan mencair jika dipanaskan. Aspal padat dikenal dengan nama semen aspal (asphalt cement). Oleh karena itu, semen aspal harus dipanaskan terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan pengikat agregat.
  2. Aspal cair (asphalt cut-back) yaitu aspal yang berbentuk cair pada suhu ruang. Aspal cair merupakan semen aspal yang dicairkan dengan bahan pencair dari hasil penyulingan minyak bumi seperti minyak tanah, bensin, atau solar. Bahan pencair membedakan aspal cair menjadi tiga bagian, yaitu Slow Curing dengan bahan pencair solar, Medium Curing dengan bahan pencair minyak tanah, dan Rapid Curing dengan bahan pencair bensin.
  3. Aspal emulsi, yaitu campuran aspal (55%-65%) dengan air (35%-45%) dan bahan pengemulsi 1% sampai 2% yang dilakukan di pabrik pencampur. Dalam aspal emulsi, butir-butir aspal larut dalam air. Untuk menghindari butiran aspal saling menarik membentuk butir-butir yang lebih besar, maka butiran tersebut diberi muatan listrik.



Bahan Galian Aspal

Kata “aspal” identik dengan jalan raya yang mulus. Secara ilmiah aspal merupakan bitumen yang secara umum merupakan sekelompok material yang terbentuk dari campuran hidrokarbon yang dapat dilebur (fusible) dan mencair (soluble) dalam karbon bisulfide (hidrokarbon, sulfur, oksigen, dan klor).

Aspal terbagi menjadi 2 jenis yaitu aspal minyak dan aspal alam [Baca Juga: Jenis-Jenis Aspal].  Aspal minyak diperoleh dari penyulingan minyak bumi dengan berbagai kadar, volume lebih besar dan lebih ekonomis daripada aspal alam. Adanya variasi kadar ini memungkinkan dipakainya aspal diberbagai industri, sehingga kedudukan aspal alam banyak diganti oleh aspal minyak. Proses pembentukan aspal minyak diperlihatkan pada gambar berikut.


 Gambar 1. Kolom fraksinasi minyak mentah.

Aspal alam terbentuk perlahan-lahan dari fraksionasi alami minyak bumi di dekat minyak bumi. Aspal alam terdapat di alam biasanya dalam bentuk batuan sehingga biasa disebut batuan aspal. Aspal alam disebabkan adanya pengaruh tektonik terhadap minyak bumi yang diduga semula terkandung dalam batuan induk kemudian berimigrasi melalui dasar dan mengimpregnasi batuan sekitarnya, yaitu batugamping dan batupasir. Material aspal membentuk suatu danau yang mengisi pori-pori, celah batuan, atau deposit yang mengandung campuran aspal alam dan bahan mineral dalam berbagai porsi.


Gambar 2. Singkapan aspal alam di Pulau Buton.

Aspal memiliki beberapa kegunaan antara lain:
  • Untuk mengikat batuan agar tidak lepas dari permukaan jalan akibat lalu lintas (water proofing, protect terhadap erosi)
  • Sebagai bahan pelapis dan perekat agregat.
  • Lapis resap pengikat (prime coat) adalah lapisan tipis aspal cair yang diletakan di atas lapis pondasi sebelum lapis berikutnya.
  • Lapis pengikat (tack coat) adalah lapis aspal cair yang diletakan di atas jalan yang telah beraspal sebelum lapis berikutnya dihampar, berfungsi pengikat di antara keduanya.
  • Sebagai pengisi ruang yang kosong antara agregat kasar, agregat halus, dan filler


Referensi :
Sudrajat, A., 1988. Bahan Galian Aspal, Bahan Galian Industri. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral.



Baca Juga:


Persyaratan Perhitungan Sumberdaya

Dalam melakukan perhitungan sumberdaya harus memperhatikan persyaratan tertentu, antara lain :
  • Suatu taksiran sumberdaya harus mencerminkan secara tepat kondisi geologi dan karakter/sifat dari endapan bahan galian.
  • Selain itu harus sesuai dengan tujuan evaluasi. Suatu model sumberdaya yang akan digunakan untuk perancangan tambang harus konsisten dengan metode penambangan dan teknik perencanaan tambang yang akan diterapkan.
  • Taksiran yang baik harus didasarkan pada data aktual yang diolah/ diperlakukan secara objektif. Keputusan dipakai-tidaknya suatu data dalam penaksiran harus diambil dengan pedoman yang jelas dan konsisten. Tidak boleh ada pembobotan data yang berbeda dan harus dilakukan dengan dasar yang kuat.
  • Metode perhitungan yang digunakan harus memberikan hasil yang dapat diuji ulang atau diverifikasi. Tahap pertama setelah perhitungan sumberdaya selesai, adalah memeriksa atau mengecek taksiran kualitas blok (unit penambangan terkecil). Hal ini dilakukan dengan menggunakan data pemboran yang ada di sekitarnya. Setelah penambangan dimulai, taksiran kadar dari model sumberdaya harus dicek ulang dengan kualitas dan tonase hasil penambangan yang sesungguhnya.

Diagram alir model perhitungan sumberdaya


Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan

Perhitungan cadangan merupakan hal yang paling vital dalam kegiatan eksplorasi. Perhitungan yang dimaksud di sini dimulai dari sumberdaya sampai pada cadangan tertambang yang merupakan tahapan akhir dari proses eksplorasi. Hasil perhitungan cadangan tertambang kemudian akan digunakan untuk mengevaluasi apakah sebuah kegiatan penambangan yang direncanakan layak atau tidak.

Hubungan antara Hasil Eksplorasi, Sumberdaya Mineral dan Cadangan Bijih

Berikut klasifikasi yang digunakan dalam pelaporan publik seperti KCMI 2011 dan JORC 2012 :

1. Hasil Eksplorasi

Hasil Eksplorasi terdiri dari data dan informasi yang diperoleh dari program eksplorasi yang mungkin berguna bagi investor. Hasil Eksplorasi mungkin merupakan atau bukan merupakan bagian dari pernyataan resmi dari Sumberdaya Mineral atau Cadangan Bijih.

Pelaporan mengenai informasi ini adalah lumrah dalam tahap awal eksplorasi dimana kuantitas data yang tersedia pada umumnya tidak cukup untuk melakukan estimasi Sumberdaya Mineral secara wajar.

Laporan publik dari Hasil Eksplorasi harus mengandung informasi yang cukup untuk membuat penilaian yang berimbang terhadap signifikansinya. Laporan harus meliputi informasi yang relevan seperti konteks ekplorasi, jenis dan metode percontoan, interval percontoan dan metodenya, lokasi conto yang relevan; distribusi, dimensi dan lokasi relatif semua data assay yang relevan, metode-metode agregasi data, status kepemilikan lahan ditambah lagi informasi tentang kriteria lainnya.

2. Sumberdaya Mineral

Sumberdaya Mineral adalah suatu konsentrasi atau keterjadian dari material yang memiliki nilai ekonomi pada atau di atas kerak bumi, dengan bentuk, kualitas dan kuantitas tertentu yang memiliki keprospekan yang beralasan untuk pada akhirnya dapat diekstraksi secara ekonomis. Lokasi, kuantitas, kadar, karakteristik geologi dan kemenerusan dari Sumberdaya Mineral harus diketahui, diestimasi atau diintepretasikan berdasar bukti-bukti dan pengetahuan geologi yang spesifik. Sumberdaya Mineral dikelompokkan lagi berdasar tingkat keyakinan geologinya, kedalam kategori Tereka, Tertunjuk dan Terukur.
  • Sumberdaya Mineral Tereka (Inferred Resource) merupakan bagian dari Sumberdaya dimana tonase, kadar, dan kandungan mineral dapat diestimasi dengan tingkat kepercayaan rendah. Hal ini direka dan diasumsikan dari adanya bukti geologi, tetapi tidak diverifikasi kemenerusan geologi dan/ atau kadarnya. Hal ini hanya berdasarkan dari informasi yang diperoleh melalui teknik yang memadai dari lokasi mineralisasi seperti singkapan, paritan uji, sumuran uji dan lubang bor tetapi kualitas dan tingkat kepercayaannya terbatas atau tidak jelas. Sumberdaya Mineral Tereka memiliki tingkat keyakinan lebih rendah dalam penerapannya dibandingkan dengan Sumberdaya Mineral Terunjuk
  • Sumberdaya Mineral Tertunjuk (Indicated Resource) merupakan bagian dari Sumberdaya Mineral dimana tonase, densitas, bentuk, karakteristik fisik, kadar dan kandungan mineral dapat diestimasi dengan tingkat kepercayaan yang wajar. Hal ini didasarkan pada hasil eksplorasi, dan informasi pengambilan dan pengujian conto yang didapatkan melalui teknik yang tepat dari lokasi-lokasi mineralisasi seperti singkapan, paritan uji, sumuran uji, ”terowongan uji” dan lubang bor. Lokasi pengambilan data masih terlalu jarang atau spasinya belum tepat untuk memastikan kemenerusan geologi dan/ atau kadar, tetapi secara meruang cukup untuk mengasumsikan kemenerusannya. Sumberdaya Mineral Tertunjuk memiliki tingkat keyakinan yang lebih rendah penerapannya dibanding dengan Sumberdaya Mineral Terukur, tetapi memiliki tingkat keyakinan yang lebih tinggi penerapannya dibanding dengan Sumberdaya Mineral Tereka.
  • Sumberdaya Mineral Terukur (Measured Resource) merupakan bagian dari Sumberdaya Mineral dimana tonase, densitas, bentuk, karakteristik fisik, kadar dan kandungan mineral dapat diestimasi dengan tingkat kepercayaan yang tinggi. Hal ini didasarkan pada hasil eksplorasi rinci dan terpercaya, dan informasi mengenai pengambilan dan pengujian conto yang diperoleh dengan teknik yang tepat dari lokasi-lokasi mineralisasi seperti singkapan, paritan uji, sumuran uji, ”terowongan uji” dan lubang bor. Lokasi informasi pada kategori ini secara meruang adalah cukup rapat untuk memastikan kemenerusan geologi dan kadar.
Estimasi Sumberdaya Mineral bukanlah hasil kalkulasi yang presisi, bergantung pada interpretasi atas informasi yang terbatas mengenai lokasi, bentuk dan kemenerusan dari keterjadian mineral dan hasil analisa conto yang tersedia. Pelaporan mengenai gambaran tonase dan kadar harus mencerminkan ketidakpastian relatif atas estimasi dengan cara pembulatan sampai kepada gambaran tonase dan kadar yang tepat, dan dalam kasus Sumberdaya Mineral Tereka, adalah dengan menggunakan istilah tertentu seperti ”kira-kira”.

3. Cadangan Bijih

Cadangan Bijih adalah bagian dari Sumberdaya Mineral Terukur dan / atau Tertunjuk yang dapat ditambang secara ekonomis. Hal ini termasuk tambahan material dilusi ataupun ”material hilang”, yang kemungkinan terjadi ketika material tersebut ditambang. Pada klasifikasi ini pengkajian dan studi yang tepat sudah dilakukan, dan termasuk pertimbangan dan modifikasi dari asumsi yang realistis atas faktor-faktor penambangan, metalurgi, ekonomi, pemasaran, hukum, lingkungan, sosial dan pemerintahan. Pada saat laporan dibuat, pengkajian ini menunjukkan bahwa ekstraksi telah dapat dibenarkan dan masuk akal. Cadangan Bijih dipisahkan berdasar naiknya tingkat keyakinan menjadi Cadangan Bijih Terkira dan Cadangan Bijih Terbukti.
  • Cadangan Bijih Terkira (Probable Reserve) merupakan bagian Sumberdaya Mineral Tertunjuk yang ekonomis untuk ditambang, dan dalam beberapa kondisi, juga merupakan bagian dari Sumberdaya Mineral Terukur. Ini termasuk material dilusi dan ”material hilang” yang kemungkinan terjadi pada saat material ditambang. Pengkajian dan studi yang tepat harus sudah dilaksanakan, dan termasuk pertimbangan dan modifikasi mengenai asumsi faktor-faktor yang realistis mengenai penambangan, metalurgi, ekonomi, pemasaran, hukum, lingkungan, sosial dan pemerintahan. Pada saat laporan dibuat, pengkajian ini menunjukkan bahwa ekstraksi telah dapat dibenarkan dan masuk akal. Cadangan Bijih Terkira memiliki tingkat keyakinan yang lebih rendah dibanding dengan Cadangan Bijih Terbukti, tetapi sudah memiliki kualitas yang cukup sebagai dasar membuat keputusan untuk pengembangan suatu cebakan.
  • Cadangan Bijih Terbukti (Proven Reserve) merupakan bagian dari Sumberdaya Mineral Terukur yang ekonomis untuk ditambang. Hal ini termasuk material dilusi dan ”material hilang” yang mungkin terjadi ketika material di tambang. Pengkajian dan studi yang tepat harus telah dilaksanakan, dan termasuk pertimbangan dan modifikasi mengenai asumsi faktor-faktor yang realistis mengenai penambangan, metalurgi, ekonomi, pemasaran, hukum, lingkungan, sosial dan pemerintahan. Pada saat laporan dibuat, pengkajian ini menunjukkan bahwa ekstraksi telah dapat dibenarkan dan masuk akal.


Referensi :
Kode KCMI 2011 (IAGI-PERHAPI)

Tips dan Trik Permainan Domino

Permainan Domino merupakan suatu permainan yang merangsang serta penggunaan strategi untuk memenangkannya. Permainan ini telah dimainkan oleh banyak orang di seluruh dunia sejak berabad-abad silam. 

Asal usul permainan ini dapat dibaca ditulisan sebelumnya Asal Usul Permainan Domino. Biasanya permainan ini dimainkan oleh 4 orang dan dilakukan di warung-warung kopi, sembari ngopi dan makan pisang goreng dan biasanya ada ganjaran bagi yang kalah.

Banyak variasi permainan dalam domino. Ada yang sendiri-sendiri dan ada pula yang berpasangan. Pemain yang banyak mendapat kartu berangka kembar (double), boleh dikata kurang beruntung. Apalagi kalau double yang didapat berjumlah besar, seperti 6-6 (12) atau 5-5 (10). Kartu double bisa menjadi kartu mati, jika lawan selalu menutup keenam kartu lainnya. Namun pada variasi permainan domino lain kartu double kadang bisa menguntungkan.

Berikut ini beberapa tips dan trik yang di lakukan agar kita bisa menang dalam bermain domino:

1. Membaca kartu lawan
Ada beberapa cara untuk membaca kartu lawan kita. Biasanya lawan kita sering menurunkan kartu yang berseri padanya. Misalnya lawan kita selalu memberikan kartu angka 1. Maka kemungkinan besar lawan kita mempunyai kartu berseri 1 yang banyak. Sehingga kita harus mencegah agar lawan tidak bisa menurunkan angka 1. Cara lain yaitu dengan melihat kartu yang sering di hindari oleh lawan.

2. Memancing lawan agar mengeluarkan kartu yang bisa menguntungkan kita.

3. Mengadu kartu. 
Yaitu teknik menghentikan permainan dengan membuat angka kembar di kedua belah sisi. Teknik ini memang mengandung resiko, karena pemain yang mengadu kartu (pihak penantang) harus memiliki sisa angka paling kecil di antara pemain-pemain lainnya. Jika kondisi ini tak terpenuhi, maka pihak penantang akan menjadi pihak yang kalah.

4. Memperhatikan kartu yang sudah turun.
Dengan memperhatikan kartu yang sudah turun kita dapat memperhitungkan sisa kartu yang ada.

5. Mengalihkan Konsentrasi lawan.
Dengan mengalihkan konsentrasi lawan maka kita dapat menurunkan kartu yang sebetulnya kartu itu tidak layak diturunkan. Trik ini kadang-kadang ampuh.

6. Banyak Latihan Fisik.
Latihan fisik diperlukan dalam permainan domino agar kita tidak menyerah saat kita kurang beruntung sehingga mendapat ganjaran paling banyak.





Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.